Kamis, 07 Juli 2011

Komik Anti Terorisme

Komik Anti Terorisme

Cerita tentang peran masyarakat desa saat menghadapi bencana letusan gunung api. Dibuat dan diterbitkan oleh Yayasan IDEP untuk Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat.

Selama ini, tindakan dalam usaha penanggulangan bencana dilakukan oleh pemerintah yang pelaksanaannya kemudian dilakukan bersama antara pemerintah daerah dengan organisasi-organisasi yang terkait dan masyarakat yang tertimpa bencana. Pada saat menghadapi bencana, masyarakat
yang belum mampu untuk menanganinya sendiri harus menunggu bantuan yang kadang-kadang tidak segera datang.

Perlu disadari bahwa detik-detik pertama saat bencana terjadi adalah saat yang sangat penting dalam usaha mengurangi dampak bencana yang lebih besar.
Didasari pemikiran tersebut dan sejalan dengan program pengembangan masyarakat yang mandiri, masyarakat sendiri perlu mengetahui secara menyeluruh semua upaya tindakan penanggulangan bencana supaya bisa segera mengambil tindakan yang tepat pada waktu bencana terjadi. Buku ini lebih menekankan tindakan-tindakan persiapan dalam usaha mencegah kemungkinan bencana dan mengurangi dampak bencana.

ISBN : 979-24-1307-3
Edisi Pertama 2005 oleh Yayasan IDEP
Edisi Kedua 2007 oleh Yayasan IDEP
PO BOX 160 Ubud, 80571, Bali, Indonesia
w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b bm
© Yayasan IDEP
IDEP mempersilahkan kepada lembaga atau perorangan yang bermaksud menggandakan buku ini untuk kepentingan berbagai kegiatan penanggulangan bencana yang non-komersial tanpa mengubah isi buku. Untuk alasan lain, silahkan mengajukan ijin tertulis kepada Yayasan IDEP.
Dikembangkan dengan dukungan dari
BAKORNAS PB, MPBI, UNESCO, USAID, ISDR, IFRC, PMI, OXFAM GB dan Masyarakat Indonesia.
Buku cerita ini adalah bagian dari Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM)

Komik tentang Perdamaian

Komik Perdamaian

Cerita tentang peran masyarakat desa saat menghadapi bencana letusan gunung api. Dibuat dan diterbitkan oleh Yayasan IDEP untuk Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat.

Selama ini, tindakan dalam usaha penanggulangan bencana dilakukan oleh pemerintah yang pelaksanaannya kemudian dilakukan bersama antara pemerintah daerah dengan organisasi-organisasi yang terkait dan masyarakat yang tertimpa bencana. Pada saat menghadapi bencana, masyarakat
yang belum mampu untuk menanganinya sendiri harus menunggu bantuan yang kadang-kadang tidak segera datang.

Perlu disadari bahwa detik-detik pertama saat bencana terjadi adalah saat yang sangat penting dalam usaha mengurangi dampak bencana yang lebih besar.
Didasari pemikiran tersebut dan sejalan dengan program pengembangan masyarakat yang mandiri, masyarakat sendiri perlu mengetahui secara menyeluruh semua upaya tindakan penanggulangan bencana supaya bisa segera mengambil tindakan yang tepat pada waktu bencana terjadi. Buku ini lebih menekankan tindakan-tindakan persiapan dalam usaha mencegah kemungkinan bencana dan mengurangi dampak bencana.

ISBN : 979-24-1307-3
Edisi Pertama 2005 oleh Yayasan IDEP
Edisi Kedua 2007 oleh Yayasan IDEP
PO BOX 160 Ubud, 80571, Bali, Indonesia
w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b bm
© Yayasan IDEP
IDEP mempersilahkan kepada lembaga atau perorangan yang bermaksud menggandakan buku ini untuk kepentingan berbagai kegiatan penanggulangan bencana yang non-komersial tanpa mengubah isi buku. Untuk alasan lain, silahkan mengajukan ijin tertulis kepada Yayasan IDEP.
Dikembangkan dengan dukungan dari
BAKORNAS PB, MPBI, UNESCO, USAID, ISDR, IFRC, PMI, OXFAM GB dan Masyarakat Indonesia.
Buku cerita ini adalah bagian dari Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM)

Komik Bencana Gempa Bumi

Komik Bencana Gempa Bumi

Cerita tentang peran masyarakat desa saat menghadapi bencana letusan gunung api. Dibuat dan diterbitkan oleh Yayasan IDEP untuk Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat.

Selama ini, tindakan dalam usaha penanggulangan bencana dilakukan oleh pemerintah yang pelaksanaannya kemudian dilakukan bersama antara pemerintah daerah dengan organisasi-organisasi yang terkait dan masyarakat yang tertimpa bencana. Pada saat menghadapi bencana, masyarakat
yang belum mampu untuk menanganinya sendiri harus menunggu bantuan yang kadang-kadang tidak segera datang.

Perlu disadari bahwa detik-detik pertama saat bencana terjadi adalah saat yang sangat penting dalam usaha mengurangi dampak bencana yang lebih besar.
Didasari pemikiran tersebut dan sejalan dengan program pengembangan masyarakat yang mandiri, masyarakat sendiri perlu mengetahui secara menyeluruh semua upaya tindakan penanggulangan bencana supaya bisa segera mengambil tindakan yang tepat pada waktu bencana terjadi. Buku ini lebih menekankan tindakan-tindakan persiapan dalam usaha mencegah kemungkinan bencana dan mengurangi dampak bencana.

ISBN : 979-24-1307-3
Edisi Pertama 2005 oleh Yayasan IDEP
Edisi Kedua 2007 oleh Yayasan IDEP
PO BOX 160 Ubud, 80571, Bali, Indonesia
w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b bm
© Yayasan IDEP
IDEP mempersilahkan kepada lembaga atau perorangan yang bermaksud menggandakan buku ini untuk kepentingan berbagai kegiatan penanggulangan bencana yang non-komersial tanpa mengubah isi buku. Untuk alasan lain, silahkan mengajukan ijin tertulis kepada Yayasan IDEP.
Dikembangkan dengan dukungan dari
BAKORNAS PB, MPBI, UNESCO, USAID, ISDR, IFRC, PMI, OXFAM GB dan Masyarakat Indonesia.
Buku cerita ini adalah bagian dari Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM)

Komik Bencana Badai dan Angin Topan

Komik Bencana Badai

Cerita tentang peran masyarakat desa saat menghadapi bencana letusan gunung api. Dibuat dan diterbitkan oleh Yayasan IDEP untuk Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat.

Selama ini, tindakan dalam usaha penanggulangan bencana dilakukan oleh pemerintah yang pelaksanaannya kemudian dilakukan bersama antara pemerintah daerah dengan organisasi-organisasi yang terkait dan masyarakat yang tertimpa bencana. Pada saat menghadapi bencana, masyarakat
yang belum mampu untuk menanganinya sendiri harus menunggu bantuan yang kadang-kadang tidak segera datang.

Perlu disadari bahwa detik-detik pertama saat bencana terjadi adalah saat yang sangat penting dalam usaha mengurangi dampak bencana yang lebih besar.
Didasari pemikiran tersebut dan sejalan dengan program pengembangan masyarakat yang mandiri, masyarakat sendiri perlu mengetahui secara menyeluruh semua upaya tindakan penanggulangan bencana supaya bisa segera mengambil tindakan yang tepat pada waktu bencana terjadi. Buku ini lebih menekankan tindakan-tindakan persiapan dalam usaha mencegah kemungkinan bencana dan mengurangi dampak bencana.

ISBN : 979-24-1307-3
Edisi Pertama 2005 oleh Yayasan IDEP
Edisi Kedua 2007 oleh Yayasan IDEP
PO BOX 160 Ubud, 80571, Bali, Indonesia
w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b bm
© Yayasan IDEP
IDEP mempersilahkan kepada lembaga atau perorangan yang bermaksud menggandakan buku ini untuk kepentingan berbagai kegiatan penanggulangan bencana yang non-komersial tanpa mengubah isi buku. Untuk alasan lain, silahkan mengajukan ijin tertulis kepada Yayasan IDEP.
Dikembangkan dengan dukungan dari
BAKORNAS PB, MPBI, UNESCO, USAID, ISDR, IFRC, PMI, OXFAM GB dan Masyarakat Indonesia.
Buku cerita ini adalah bagian dari Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM)

Komik Bencana Tanah Longsor

Komik Bencana Tanah Longsor
Cerita tentang peran masyarakat desa saat menghadapi bencana letusan gunung api. Dibuat dan diterbitkan oleh Yayasan IDEP untuk Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat.

Selama ini, tindakan dalam usaha penanggulangan bencana dilakukan oleh pemerintah yang pelaksanaannya kemudian dilakukan bersama antara pemerintah daerah dengan organisasi-organisasi yang terkait dan masyarakat yang tertimpa bencana. Pada saat menghadapi bencana, masyarakat
yang belum mampu untuk menanganinya sendiri harus menunggu bantuan yang kadang-kadang tidak segera datang.

Perlu disadari bahwa detik-detik pertama saat bencana terjadi adalah saat yang sangat penting dalam usaha mengurangi dampak bencana yang lebih besar.
Didasari pemikiran tersebut dan sejalan dengan program pengembangan masyarakat yang mandiri, masyarakat sendiri perlu mengetahui secara menyeluruh semua upaya tindakan penanggulangan bencana supaya bisa segera mengambil tindakan yang tepat pada waktu bencana terjadi. Buku ini lebih menekankan tindakan-tindakan persiapan dalam usaha mencegah kemungkinan bencana dan mengurangi dampak bencana.

ISBN : 979-24-1307-3
Edisi Pertama 2005 oleh Yayasan IDEP
Edisi Kedua 2007 oleh Yayasan IDEP
PO BOX 160 Ubud, 80571, Bali, Indonesia
w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b bm
© Yayasan IDEP
IDEP mempersilahkan kepada lembaga atau perorangan yang bermaksud menggandakan buku ini untuk kepentingan berbagai kegiatan penanggulangan bencana yang non-komersial tanpa mengubah isi buku. Untuk alasan lain, silahkan mengajukan ijin tertulis kepada Yayasan IDEP.
Dikembangkan dengan dukungan dari
BAKORNAS PB, MPBI, UNESCO, USAID, ISDR, IFRC, PMI, OXFAM GB dan Masyarakat Indonesia.
Buku cerita ini adalah bagian dari Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM)

Komik Bencana Banjir

Komik Bencana Banjir

Cerita tentang peran masyarakat desa saat menghadapi bencana letusan gunung api. Dibuat dan diterbitkan oleh Yayasan IDEP untuk Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat.

Selama ini, tindakan dalam usaha penanggulangan bencana dilakukan oleh pemerintah yang pelaksanaannya kemudian dilakukan bersama antara pemerintah daerah dengan organisasi-organisasi yang terkait dan masyarakat yang tertimpa bencana. Pada saat menghadapi bencana, masyarakat
yang belum mampu untuk menanganinya sendiri harus menunggu bantuan yang kadang-kadang tidak segera datang.

Perlu disadari bahwa detik-detik pertama saat bencana terjadi adalah saat yang sangat penting dalam usaha mengurangi dampak bencana yang lebih besar.
Didasari pemikiran tersebut dan sejalan dengan program pengembangan masyarakat yang mandiri, masyarakat sendiri perlu mengetahui secara menyeluruh semua upaya tindakan penanggulangan bencana supaya bisa segera mengambil tindakan yang tepat pada waktu bencana terjadi. Buku ini lebih menekankan tindakan-tindakan persiapan dalam usaha mencegah kemungkinan bencana dan mengurangi dampak bencana.

ISBN : 979-24-1307-3
Edisi Pertama 2005 oleh Yayasan IDEP
Edisi Kedua 2007 oleh Yayasan IDEP
PO BOX 160 Ubud, 80571, Bali, Indonesia
w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b bm
© Yayasan IDEP
IDEP mempersilahkan kepada lembaga atau perorangan yang bermaksud menggandakan buku ini untuk kepentingan berbagai kegiatan penanggulangan bencana yang non-komersial tanpa mengubah isi buku. Untuk alasan lain, silahkan mengajukan ijin tertulis kepada Yayasan IDEP.
Dikembangkan dengan dukungan dari
BAKORNAS PB, MPBI, UNESCO, USAID, ISDR, IFRC, PMI, OXFAM GB dan Masyarakat Indonesia.
Buku cerita ini adalah bagian dari Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM)

Komik Tsunami

Cerita tentang peran masyarakat desa saat menghadapi bencana letusan gunung api. Dibuat dan diterbitkan oleh Yayasan IDEP untuk Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat.

Selama ini, tindakan dalam usaha penanggulangan bencana dilakukan oleh pemerintah yang pelaksanaannya kemudian dilakukan bersama antara pemerintah daerah dengan organisasi-organisasi yang terkait dan masyarakat yang tertimpa bencana. Pada saat menghadapi bencana, masyarakat
yang belum mampu untuk menanganinya sendiri harus menunggu bantuan yang kadang-kadang tidak segera datang.
Komik Tsunami

Perlu disadari bahwa detik-detik pertama saat bencana terjadi adalah saat yang sangat penting dalam usaha mengurangi dampak bencana yang lebih besar.
Didasari pemikiran tersebut dan sejalan dengan program pengembangan masyarakat yang mandiri, masyarakat sendiri perlu mengetahui secara menyeluruh semua upaya tindakan penanggulangan bencana supaya bisa segera mengambil tindakan yang tepat pada waktu bencana terjadi. Buku ini lebih menekankan tindakan-tindakan persiapan dalam usaha mencegah kemungkinan bencana dan mengurangi dampak bencana.




ISBN : 979-24-1307-3
Edisi Pertama 2005 oleh Yayasan IDEP
Edisi Kedua 2007 oleh Yayasan IDEP
PO BOX 160 Ubud, 80571, Bali, Indonesia
w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b bm
© Yayasan IDEP
IDEP mempersilahkan kepada lembaga atau perorangan yang bermaksud menggandakan buku ini untuk kepentingan berbagai kegiatan penanggulangan bencana yang non-komersial tanpa mengubah isi buku. Untuk alasan lain, silahkan mengajukan ijin tertulis kepada Yayasan IDEP.
Dikembangkan dengan dukungan dari
BAKORNAS PB, MPBI, UNESCO, USAID, ISDR, IFRC, PMI, OXFAM GB dan Masyarakat Indonesia.
Buku cerita ini adalah bagian dari Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM)

Komik Gunung Api

Komik GunungBerapi

Cerita tentang peran masyarakat desa saat menghadapi bencana letusan gunung api. Dibuat dan diterbitkan oleh Yayasan IDEP untuk Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat.

Selama ini, tindakan dalam usaha penanggulangan bencana dilakukan oleh pemerintah yang pelaksanaannya kemudian dilakukan bersama antara pemerintah daerah dengan organisasi-organisasi yang terkait dan masyarakat yang tertimpa bencana. Pada saat menghadapi bencana, masyarakat
yang belum mampu untuk menanganinya sendiri harus menunggu bantuan yang kadang-kadang tidak segera datang.

Perlu disadari bahwa detik-detik pertama saat bencana terjadi adalah saat yang sangat penting dalam usaha mengurangi dampak bencana yang lebih besar.
Didasari pemikiran tersebut dan sejalan dengan program pengembangan masyarakat yang mandiri, masyarakat sendiri perlu mengetahui secara menyeluruh semua upaya tindakan penanggulangan bencana supaya bisa segera mengambil tindakan yang tepat pada waktu bencana terjadi. Buku ini lebih menekankan tindakan-tindakan persiapan dalam usaha mencegah kemungkinan bencana dan mengurangi dampak bencana.

ISBN : 979-24-1307-3
Edisi Pertama 2005 oleh Yayasan IDEP
Edisi Kedua 2007 oleh Yayasan IDEP
PO BOX 160 Ubud, 80571, Bali, Indonesia
w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b bm
© Yayasan IDEP
IDEP mempersilahkan kepada lembaga atau perorangan yang bermaksud menggandakan buku ini untuk kepentingan berbagai kegiatan penanggulangan bencana yang non-komersial tanpa mengubah isi buku. Untuk alasan lain, silahkan mengajukan ijin tertulis kepada Yayasan IDEP.
Dikembangkan dengan dukungan dari
BAKORNAS PB, MPBI, UNESCO, USAID, ISDR, IFRC, PMI, OXFAM GB dan Masyarakat Indonesia.
Buku cerita ini adalah bagian dari Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM)

Selasa, 05 Juli 2011

Teknik CPR pada Korban Gawat Darurat



CPR, atau sering disebut  Resusitasi Jantung-Paru merupakan suatu bentuk pertolongan pertama pada korban yang tidak bernafas dan kuat dugaan jantungnya berhenti berdetak.
Tujuan dari CPR ini adalah untuk menstimulasi jantung dan paru korban agar kembali berfungsi.
Terdapat tiga komponen dalam prosedur CPR,yaitu :
1.    Membuka dan melancarkan jalan nafas
2.    Memulihkan pernafasan
3.    Memulihkan sirkulasi darah

Ketiga komponen tersebut merupakan langkah-langkah yang diambil ketika menemui korban tidak bernafas, atau jantungnya berhenti berdenyut.

Yang pertama,cek apakah ada nafas korban. Jika tidak, lakukan komponen pertama yaitu membuka dan melancarkan jalan nafas. Caranya adalah dengan membaringkan korban telentang pada lantai atau tanah. Posisi penolong berada di samping dan sejajar bahu korban.
Apabila tidak ada dugaan terjadi cedera leher, lakukan teknik ‘tekan dahi angkat dagu’ dengan meletakkan tangan penolong di dahi korban, dan tangan lainnya di dagu korban, lalu memposisikan kepala korban agar mendongak. Kemudian buka mulut korban dengan tetap mempertahakan posisi tangan penolong.
Lihat apakah ada sumbatan pada jalan nafas. Jika ada, segera keluarkan, kemudian cek lagi pakah sudah ada nafas. Jika sudah ada nafas, lalu cek nadi, jika ada nadi, berarti prosedur CPR berhenti sampai di situ.

Namun apabila belum ada nafas, yang harus dilakukan adalah prosedur kedua dalam CPR, yaitu memulihkan pernafasan. Caranya adalah dengan cek nadi terlebih dahulu. Apabila ada nadi, langsung lakukan prosedur tersebut. Pertahankan posisi korban telentang dan penolong masih memposisikan ‘tekan dahi angkat dagu’. Bukan mulut korban, pencet hidung korban agar tertutup, lalu tiup dengan cepat 2 kali melalui mulut korban.

Hentikan tiupan bila dada korban sudah mengembang. Cek kembali apakah ada gerakan naik turun pada dada pertanda korban sudah bisa bernafas. Ulangi prosedur pemberian nafas sampai korban bisa bernafas sendiri.

Apabila saat dicek, tidak ada sumbatan pada jalan nafas namun juga tidak ada nadi maupun nafas, yang harus dilakukan adalah menjalankan prosedur ketiga, yaitu memulihkan sirkulasi darah. Sebelumnya, cek terlebih dahulu apakah terdapat luka terbuka yang cukup besar sehingga banyak darah yang keluar. Apabila ada, segera hentikan perdarahan terlebih dahulu dengan menutup luka. Baru kemudian menjalankan prosedur ketiga.

Caranya adalah memastikan posisi korban telentang di permukaan rata dan cukup keras. Posisi penolong masih sama berada sebelah dan sejajar lengan korban. Cari titik kompresi menggunakan jari manis tangan kanan, telusuri dari ujung tulang rusuk korban yang paling dekat dengan penolong hingga ke pertemuan tulang rusuk dengan taju pedang. Letakkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan persis di sebelah jari manis tadi. Kemudian letakkan pangkal telapak tangan kiri di titik tersebut kemudian ditumpuk dengan pangkal telapak tangan penolong. Posisi lengan penolong dan tubuh korban harus tegak lurus 90 derajat.

Setelah menemukan posisi tangan yang tepat, tekan dada korban 30 kali. Tekan dengan bertenaga dan gerakan cepat sedalam 3-5 cm. Biarkan dada korban mengembang setelah pemberian tekanan, namun jangan melepaskan tangan penolong dari posisi tersebut. Lakukan teknik ini secara berirama sambil menghitungnya. Kemudian lepaskan tangan penolong dan buka jalan nafas dengan ‘tekan dahi angkat dagu’. Hembuskan 2 nafas penuh ke mulut korban sehingga dadanya mengembang.
Lalu lakukan kembali prosedur ini sebanyak 5 kali . lalu cek nadi dan nafas. Apabila ada nadi tapi tidak ada nafas, lakukan prosedur kedua. Namun apabila tetap tidak ada nadi dan nafas, lakukan prosedur CPR tadi hingga jantung kembali berdenyut dan korban dapat bernafas, atau sampai petugas medis datang. (Prosedur di atas adalah untuk kasus korban dewasa)

Sabtu, 02 Juli 2011

GKI SW Jateng GKI KlatenBlog WawanNulis Yuk