Sabtu, 24 September 2011
Manajemen Dapur Umum, Logistik dan Keuangan
Oleh:
Purnawan Kristanto
(Koordinator Satgas Tanggap Bencana DKP)
BENCANA alam adalah aktivitas alam yang luarbiasa yang
menimbulkan kerugian bagi umat manusia. Respons terhadap akibat dari bencana
itu harus dilakukan untuk meringankan penderitaan penyintas dan mengurangi
jumlah korban. Secara umum, bantuan terbesar diberikan kepada manusia yang
terdampak dari bencana tersebut, walaupun tidak menutup kemungkinan ada juga
pihak yang memberi perhatian pada penyelamatan hewan, alam atau benda tertentu
(misalnya cagar budaya).
Jenis dan Intensitas bantuan kepada penyintas juga
bermacam-macam. Ada pihak yang merasa cukup dengan mentransfer uang, ada pihak
yang perlu membuka pos penyaluran bantuan dan ada pula yang terjun langsung di
daerah bencana. Tulisan berikut lebih banyak merupakan berbagi pengalaman saat
mengelola pos kemanusiaan, dapur umum dan tempat pengungsian.
A. Pos Komunikasi (Posko) Kemanusiaan
Sesaat setelah terjadi bencana, pos-pos bantuan ini dibentuk sebagai tempat
untuk mengatur informasi, komunikasi dan kerjasama antara masyarakat dan pihak
luar. Jumlah pos-pos ini tergantung dari besarnya cakupan bencana.
Setiap
Pos sebaiknya diberi nama yang jelas, disertai dengan jenis pelayanannya
sehingga warga bisa dengan mudah menemukan tempat untuk mendapatkan bantuan.
Semua pos-pos bantuan kemanusiaan sebaiknya berada di lokasi yang aman.
Pihak
yang pertama kali masuk ke pos bantuan kemanusiaan adalah seksi komunikasi dan
ketua posko. Seksi komunikasi memanggil regu-regu untuk bertugas.
Seksi Komunikasi bertugas
untuk mengingatkan tentang tugas masing-masing regu pada saat bencana terjadi. Setelah itu membagikan formulir pada masing-masing regu. Jika memerlukan lebih dari
satu lembar untuk masing-masing formulir, Seksi Komunikasi perlu memperbanyak secepatnya.
No
|
Formulir
|
Diberikan kepada
|
1
|
Daftar Komunikasi Harian
|
Semua orang atau regu yang berhubungan luar
|
2
|
Buku
Tamu
|
Regu Administrasi dan Dokumentasi
|
3
|
Laporan Kondisi Sarana
|
Regu Survey
|
4
|
Permohonan Pencarian
|
Regu Administrasi dan Dokumentasi
|
5
|
Daftar Orang Hilang
|
Regu Administrasi dan Dokumentasi
|
6
|
Daftar Kelompok Kondisi Korban
|
Regu Administrasi dan Dokumentasi
|
7
|
Laporan Jumlah Korban
|
Regu Administrasi dan Dokumentasi
|
8
|
Daftar Penentuan Kebutuhan Darurat
|
Regu Logistik
|
Fungsi
Pos Bantuan Kemanusiaan adalah:
a. Mengatur komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar
Seksi dan Regu
b. Memberi keterangan kepada orang yang datang dan
mengatur hubungan keluar
c. Penyimpanan dan penyebaran data
d. Tempat papan pengumuman - tentang keterangan umum
yang bisa dilihat oleh masyarakat
e. Tempat melaporkan orang yang belum ditemukan
f.
Tempat
mengolah laporan kondisi korban
Sesuai dengan namanya, “pos komunikasi” maka aktivitas yang terjadi
kebanyakan adalah berkomunikasi. Para relawan mengumpulkan data-data di
lapangan. Melaporkan ke posko untuk kemudian disebarkan kepada para pihak yang
terkait. Mereka tidak terjun langsung
mengelola pengungsi. Jika ada bantuan yang datang, maka mereka langsung
mendistribusikannya pada penyintas.
Aktivitas lain dalam Posko ini adalah:
1. Membuat Laporan Kondisi Sarana
Laporan
ini dibuat oleh tim Survey untuk mengetahui keadaan dampak bencana sehingga bisa mengambil keputusan
cara yang paling tepat untuk menyalurkan bantuan. Isian dari formulir ini juga akan berguna untuk membuat
perkiraan kebutuhan dan pembuatan peta dalam tahap pemulihan.
2. Menerima Laporan Orang hilang
Dalam
proses ini, Regu Administrasi dan Dokumentasi harus membantu pelapor dalam
mengisi Permohonan Pencarian. Formulir berikut ini bisa digunakan untuk
mencatat rincian ciri-ciri orang yang belum ditemukan untuk memudahkan
pengenalan korban yang dicari. Formulir ini juga bisa digunakan untuk mendata
korban sesuai dengan kondisi mereka.
Setiap kotak harus diisi
selengkap mungkin. Semakin banyak keterangan
yang diberikan, semakin mudah untuk mengenali korban. Periksa ulang formulir dengan teliti sebelum pelapor pergi. Hasil dari formulir Permohonan
Pencarian ini digabungkan dalam Daftar Orang Hilang untuk ditempelkan pada papan pengumuman di Posko dan diserahkan pada Regu
Penyelamatan.
3. Membuat Laporan Jumlah Korban
Laporan
ini digunakan untuk keperluan suplai data kepada media massa dan juga untuk
mengajukan permohonan kepada sumber bantuan untuk memenuhi kebutuhan yang
diperlukan.
B. Dapur Umum
Keterlibatan yang lebih intensif daripada posko kemanusiaan
adalah dengan mendirikan dapur umum yang menyediakan makanan siap santap buat
penyintas dan relawan. Dalam hal ini, keberadaan posko kemanusiaan tetap
diperlukan karena berfungsi sebagai pihak yang mengkoordinasi dan memberi
komando pada dapur umum.
Untuk
menjaga kesehatan maka masyarakat penyintas dan relawan membtuhkan persediaan
makanan yang bergizi. Tekanan yang timbul dari bencana sangat mempengaruhi
kondisi tubuh seseorang. Untuk itu masyarakat memerlukan makanan yang bergizi
untuk memulihkan kondisi tubuh dan mental agar bisa meneruskan tugas-tugas
tahap pemulihan ini.
Perhatian
khusus harus diberikan kepada masyarakat yang rentan seperti bayi, anak,
perempuan hamil, ibu yang menyusui, orang lanjut usia dan penyandang cacat.
Berapa sebenarnya standar
asupan kalori per hari? Standar umum kalori yang dibutuhkan seseorang ternyata
berbeda-beda. Faktor-faktor seperti jenis kelamin, umur, berat badan, kegiatan
fisik, keadaan fisiologis (misalnya ibu hamil), dan lain-lain.
Tetapi secara umum,
laki-laki membutuhkan 2.500 kalori per hari, sementara perempuan butuh sekitar
2.200 kalori per hari. Yang pasti, patokannya adalah gizi seimbang. Gizi
seimbang meliputi keanekaragaman makanan, antara makanan sumber zat tenaga
(karbohidrat), yaitu makanan pokok, sumber zat pembangun (protein) melalui lauk
pauk, dan sumber zat pengatur melalui sayuran dan buah. Protein bisa hewani
seperti daging, ikan, atau telur, maupun protein nabati, seperti tahu, tempe,
dan kacang-kacangan.
Kebutuhan karbohidrat di
Indonesia, kebanyakan dipenuhi dengan konsumsi beras yaitu sekitar 1 s/d 1,5
ons beras per hari. Konsumsi lauk pauk, baik laki-laki maupun perempuan hampir
sama, sehari sekitar 2 potong. Satu potong atau satu porsinya sekitar 50 gram.
Catatan:
Kebanyakan dapur umum
menyajikan makanan dalam bentuk nasi bungkus. Isinya berupa nasi,
daging/telur/tempe/tahu. Pengalaman di lapangan, pengungsi yang terus-menerus
mengkonsumsi nasi bungkus akan mengalami sembelit (susah BAB) karena kekurangan
serat.
C. Tempat Pengungsian
Keterlibatan paling intensif bagi gereja adalah dengan membuka
tempat pengungsian. Pada level ini,
pengelolaan bantuan kemanusiaan menjadi lebih kompleks karena bukan sekadar
memberikan bantuan barang dan makanan, tapi gereja juga harus mempertimbangkan
aspek sanitasi, kesehatan, kebutuhan spiritual dan perlindungan keamanan.
1. Mempersiapkan lokasi pengungsian
Lokasi pengungsian
sebaiknya ditentukan masyarakat karena mereka tahu wilayah yang aman. Kemudian kirim Regu Perintis dan Regu Pengungsian
untuk mempersiapkan lokasi pengungsian.
Tentukan jalur yang terbaik
menuju ke lokasi pengungsian. Periksa jalurnya dan bersihkan dari segala macam hambatan. Di samping mengawasi jalannya pengungsian, regu-regu ini
juga perlu membuat bangunan sederhana untuk digunakan
sebagai posko
bantuan kemanusiaan.
2. Kebutuhan kendaraan
Perhitungkan kebutuhan
kendaraan dan manfaatkan kendaraan yang dimiliki warga setempat. Apabila tidak mencukupi mohon bantuan dari warga
sekitar. Truk besar bisa digunakan untuk mengangkut barang-barang.
Pastikan lokasi pengungsian dan jalur menuju ke sana telah siap, dan kendaraan berisi cukup bahan bakar untuk perjalanan.
Prioritas pengangkutan:
a. Korban luka-luka
b. Warga yang rentan - bayi,
anak-anak, perempuan hamil, perempuan menyusui, orang lanjut
c. usia, penyandang cacat,
orang sakit
d. Seluruh sisa warga
Anjurkan
penduduk untuk membawa peralatan yang mampu dibawa. Bawa barang yang berguna
untuk keadaan darurat (terpal, tali, dsb). Apabila memungkinkan, masyarakat
bisa membawa persediaan makanan yang sudah dimiliki di rumah masing-masing.
Segala
kebutuhan dasar yang mungkin dibutuhkan perlu dibawa untuk memudahkan usaha
memenuhi kebutuhan awal di tempat pengungsian.
Di samping
makanan, masyarakat juga bisa membawa persediaan obat-obatan yang sudah ada di
rumah. Dengan membawa barang-barang ini, masyarakat telah melakukan tindakan
awal pembangunan masyarakat mandiri. Kumpulkan semua persediaan obat-obatan
dari masyarakat.
3. Mengamankan Keadaan
Tempatkan
beberapa orang dari Regu Keamanan di sepanjang jalan untuk mengatur keluar masuknya
orang dan bantuan ke lokasi pengungsian. Orang yang tidak berkepentingan
sebaiknya dilarang masuk.
Pasang
tanda petunjuk jalan dari jalan raya sampai dengan tempat pengungsian untuk kemudahan
jalur bantuan. Jika memungkinkan perbaiki kerusakan jalan untuk memperlancar
lalu lintas kendaraan.
Tindak
kejahatan di lokasi bencana perlu ditangani sesuai aturan yang ada.
Karena
lokasi ini masih dianggap berbahaya, untuk mengetahui orang-orang yang hadir di
lokasi bencana dan kepentingannya, Regu Keamanan bisa menggunakan Formulir Buku
Tamu
4. Membuka Pos Kesehatan
Jika
memiliki sumberdaya, maka gereja bisa membuka pelayanan pemeriksaan kesehatan
bagi para pentintas. Pos ini sebaiknya berada di tempat yang teduh dan dekat
dapur umum.
Di
sinilah semua kegiatan perawatan medis dan kejiwaan dilakukan. Masyarakat yang
membutuhkan obat-obatan, perawatan, konseling bisa datang ke pos ini untuk
mendapatkan bantuan.
5. Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih dan Sanitasi
Air
sangat mendasar bagi hidup, kesehatan dan martabat manusia. Dalam situasi
ekstrem, mungkin air tidak tersedia secara mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
dasar. Dalam situasi ini, sangat penting untuk memastikan pasokan air minum
dalam jumlah yang mencukupi untuk menjamin kelangsungan hidup. Dalam kebanyakan
kasus, masalah-masalah eksehatan yang paling utama disebabkan oleh kebersihan
yang buruk dikarenakan kurangnya air dan juga karena penggunaan air yang
tercemar.
a. Air Bersih
·
Kebutuhan
manusia untuk air minum, memasak dan kebersihan pribadi adalah 15 liter per
orang per hari.
·
Jarak
terjauh untuk sumber air bersih adalah 500 meter.
·
Antrean
di sumber air tidak lebih dari 15 menit.
·
Untuk
mengisi air sebanyak 20 liter di sumber air tidak melebihi 3 menit.
b. Piranti Penggunaan Air Bersih
·
Tiap rumah
tangga punya dua tempat penyimpan air bersih berukuran 10-20 liter.
·
Punya
wadah untuk mengambil air bersih berleher sempit atau tertutup.
·
Tersedia
250 gram sabun per orang per bulan.
·
200 gram
sabun cuci per orang per bulan
·
Ibu-ibu
dan remaja putri harus memiliki pembalut wanita
·
Untuk
bayi hingga usia 2 tahun, 12 popok yang dapat dicuci
·
Jika ada
pemandian umum maka ada penyekat antara laki-laki dan perempuan secara
proporsional dan berkeadilan.
·
Jika ada
pencucian umum, setidaknya tersedia temppat cuci untul 100 orang yang tersedia
tempat pencucian pribadi untuk para perempuan.
·
Partisipasi
kelompok rentan didorong dalam penentuan lokasi dan pembangunan sarana MCK.
c. Jamban
·
Maksimal
20 orang untuk satu jamban
·
Untuk
jamban umum, ada pemisahan antara jamban laki-laki dan perempuan
·
Jarak
jamban maksimal 50 meter dari tempat tinggal
·
Jamban
umum: Ada tanggungjawab bersama untuk perawatan dan pembersihan
·
Pembangunan
jamban memperhatikan:
o
kebutuhan
kelompok rentan (anak-anak, wanita hamill. Lansia, difabel, dll).
o
Keamanan
bagi pengguna terutama perempuan dan anak-anak.
o
Memberikan
privasi
d. Kebutuhan kebersihan lingkungan dan pengelolaan
sampah
Kebersihan
lingkungan sangat terkait dengan masalah kesehatan. Agar warga masyarakat tetap
sehat selama masa pemulihan, warga harus memperhatikan faktor-faktor kebersihan
dan pengaturan pembuangan limbah. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
kualitas air, khususnya apabila sumbersumber air telah tercemar.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan untuk menjamin kebersihan lingkungan:
·
Tempat
mandi
·
Jamban
·
Tempat
cuci yang bersih dan
·
Saluran
limbah/selokan yang baik
·
Pemebuangan
sampah
e. Pengelolaan Sampah
Bakarlah sampah-sampah yang
dapat dibakar (pembakaran hanya dilakukan pada saat situasi tanggap darurat). Sampah-sampah yang tidak dapat
dibakar sebaiknya ditanam di lubang khusus yang sudah digali
sebelumnya, minimal 20 meter dari tempat hunian dan tempat pengambilan air bersih. Sedapat mungkin warga diajak untuk memisahkan
‘sampah makanan’ dan ‘sampah nonmakanan’ supaya sampah makanan bisa
dijadikan kompos.
6. Kebutuhan rumah tangga
Kebutuhan rumah tangga
adalah kebutuhan setiap keluarga atau perorangan sehari-hari yang meliputi kebutuhan mutlak seperti pakaian, peralatan
dan perlengkapan rumah tangga. Secara terinci,
kebutuhan-kebutuhan rumah tangga adalah:
·
Pakaian dan tempat tidur –
·
Selimut - termasuk selimut khusus untuk bayi
·
Tempat tidur atau alas tidur
·
Pakaian yang sesuai dengan adat setempat
·
Alat dapur, lampu,
peralatan rumah tangga lainnya
Jika makanan dimasak
oleh masing-masing keluarga, maka setiap keluarga perlu memiliki:
·
Kompor atau tempat perapian untuk memasak
·
Bahan bakar
·
Panci masak besar dengan tutup
·
Baskom
·
Pisau
·
Sendok kayu
·
Tempat penampungan air lengkap dengan penutup
·
Lentera, senter atau lilin
·
Korek api
·
Piring
·
Sendok
·
Gelas
7. Gudang penyimpanan persediaan
Bahan-bahan persediaan dan
bantuan yang diterima perlu disimpan di dalam ruangan yang memadai untuk menjaga ketahanannya. Untuk ini perlu
dibangun sebuah tempat sementara atau dicari ruangan dari
bangunan yang sudah ada. Tempat penyimpanan ini harus bersih, kering dan bisa dikunci.
D. Pembukuan
Pembukuan adalah catatan mengenai semua transaksi pemasukan dan pengeluaran
barang dan uang. Pembukuan ini perlu dilakukan secara terperinci supaya bisa
mengetahui dengan jelas jumlah persediaan dan kekurangan kebutuhan untuk
mengambil keputusan tindakan selanjutnya. Semua transaksi uang dan barang harus
dicatat secara lengkap, tepat dan bisa diperlihatkan kapan saja kepada masyarakat
supaya:
a. Menumbuhkan keyakinan pada masyarakat bahwa dana
yang ada telah disalurkan secara tepat dan adil
b. Memiliki catatan penerimaan dan pengeluaran yang
jelas untuk bisa dipertanggung-jawabkan kepada pihak pemberi bantuan dan
masyarakat
c. Ada catatan yang jelas tentang bantuan yang telah
disalurkan; kepada siapa disalurkan dan berapa jumlahnya
Pengetahuan
ini akan membantu posko untuk menentukan bantuan yang masih diperlukan. Pilihlah
satu atau dua orang dari Regu Administrasi dan Dokumentasi yang bertanggungjawab
atas pembukuan ini. Sebaiknya orang ini sudah berpengalaman dalam melakukan
pembukuan/akuntansi.
Untuk
menjaga keterbukaan, setiap salinan laporan kegiatan bisa ditempel di papan
pengumuman supaya bisa dilihat dan dinilai oleh warga.
Mendata bantuan yang
diterima
Seluruh bantuan yang
diterima sebaiknya diproses melalui Regu Administrasi dan Dokumentasi yang kemudian mencatat transaksi penerimaannya. Untuk
itu, Regu Administrasi dan Dokumentasi bisa menggunakan
formulir-formulir berikut ini:
·
Setiap
kwitansi penerimaan dan pengeluaran uang harus dimasukkan kedalam Jurnal
Rangkuman
·
Transaksi
Keuangan. Jurnal keuangan ini berfungsi untuk mengetahui berapa besar uang yang
telah diterima dan dikeluarkan; keterangan penggunaan pengeluaran uang itu; dan
untuk mengetahui saldo uang yang masih tersedia. Jika Posko membutuhkan,
jumlahkan kolom pemasukan dan pengeluaran untuk mendapatkan laporan keuangan.
Formulir ini bisa difotokopi atau disalin ke dalam buku oleh Regu Administrasi
dan Dokumentasi.
·
Setiap
bukti penerimaan dan pengeluaran barang harus dimasukkan kedalam Jurnal
Rangkuman Transaksi Barang. Jurnal Barang ini berfungsi untuk mengetahui jumlah
setiap jenis barang yang telah diterima dan dikeluarkan; penggunaan barang itu;
serta saldo barang yang masih tersedia. Jika KMPB membutuhkan, jumlahkan kolom
pemasukan dan pengeluaran untuk mendapatkan laporan inventaris. Jurnal
Rangkuman Transaksi Barang ini bisa difotokopi atau disalin ke dalam buku oleh
Regu Administrasi dan Dokumentasi.
E. Bekerjasama dengan media massa
Melalui media massa, berita tentang bencana yang terjadi bisa
disebar-luaskan ke seluruh pelosok tanah air. Karena pada
bencana cakupan besar akan ada banyak pertanyaan dari khalayak umum dan media massa maka posko kemanusiaan perlu
menyiapkan diri untuk itu.
Di sinilah diperlukan peran
Regu Informasi dan Hubungan Luar untuk mewakili masyarakat dalam menyampaikan berita yang tepat. Regu Informasi dan
Hubungan Luar bekerjasama dengan Regu Administrasi dan
Dokumentasi membentuk pusat informasi bencana yang mudah dijangkau oleh masyarakat, pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya.
Hal ini sangat penting untuk mempermudah penyebaran informasi
kebutuhan dan kondisi terakhir yang terjadi di daerah bencana.
Saat ini adalah kesempatan
terbaik untuk menjelaskan kebutuhan masyarakat yang tertimpa bencana melalui media massa untuk meminta bantuan dari
orang-orang yang terketuk hatinya. Media massa juga bisa
menjadi perantara bagi masyarakat dan khalayak umum untuk melaporkan masalah
yang terjadi agar proses pemulihan berjalan lancar,
terbuka dan bertanggungjawab.
Cara menghubungi media
Setiap saat, Regu Informasi
dan Hubungan Luar perlu menghubungi organisasi media massa untuk memberi berita terbaru dan perkembangan situasi
di lapangan agar kebutuhan-kebutuhan masyarakat bisa disampaikan
kepada umum secepat mungkin dengan alat komunikasi yang tersedia di masyarakat. Regu Informasi dan Hubungan
Luar perlu mencatat semua pihak media yang menghubungi atau
dihubungi. Untuk
itu sejak awal satgas hendaknya punya Daftar Kontak Media agar mudah berhubungan sewaktu ada perkembangan.
Pernyataan Pers
Maksud dan tujuan dari
pernyataan pers adalah untuk menyampaikan situasi dan kebutuhan masyarakat, serta menjelaskan keadaan terkini kepada khalayak umum
melalui media massa. Pernyataan pers ini meliputi hal-hal yang
biasanya ditanyakan oleh media massa. Informasi yang disampaikan ke media massa harus memiliki unsur 5 W+ 1 H
(What, When, Where, Who, Why, How).
What (Bencana apa yang terjadi)
When (Kapan bencana terjadi)
Where (Dimana kejadiannya)
Who (Siapa saja yang menjadi korban)
Why (Mengapa bencana itu bisa terjadi)
How (Bagaimana peristiwa itu terjadi).
Tuliskan
informasi yang dibutuhkan dengan jelas, singkat dan tepat. Pernyataan Pers ini bisa
dikirim keseluruh media massa. Formulir
itu juga akan membantu kita untuk menyebarkan informasi ke media jejaring
sosial seperti Facebook, Twitter, g plus, dll. Pengalaman membuktikan bahwa
penyebaran lewat Facebook cukup bermanfaat untuk mendatangkan bantuan. Ada yang
memberikan sumbangan secara pribadi, melalui lembaga atau bergabung sebagai
relawan.
Email: purnawank@gmail.com
HP:
08122731237
Twitter: http://twitter.com/purnawan_k
Facebook:
http://www.facebook.com/purnawan
Langganan:
Postingan (Atom)