Posted by Purnawan Kristanto on/at 00.55
Pada tanggal 15 Desember, Satgas Tanggap Bencana GKI SW Jateng diundang oleh Yakkum untuk mengisi stan dalam Pameran dan Bursa Pelayanan, kepada Penyintas Wasior – Mentawai – Merapi , di ballroom hotel Paragon Solo. Tujuan dari acara ini adalah untuk mengucap syukur karena masa tanggap darurat bencana telah selesai, para petugas kemanusiaan telah menyelesaikan tugas mereka dengan baik; memberi penghargaan kepada pimpinan penyintas dan relawan yang menunjukkan dedikasi dan solidaritas luar biasa dalam tugas kemanusiaan yang dilakukan YAKKUM bersama para Penyintas; komitmen semua orang yang tidak terkena bencana untuk membantu kesulitan penyintas dan membantu proses re-habilitasi dan rekonstruksi penyintas. Satgas GKI mendapat stan berdampingan dengan stan GKJ, yang kemudian diputuskan untuk digabung menjadi satu karena selama masa tanggap darurat memang sudah bekerja sama dengan erat.
Acara dikemas dalam bentuk Pameran Kegiatan Kebencanaan Unit YAKKUM dan Para Mitra YAKKUM serta Bursa Pelayanan Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Dalam pameran ini dibuka 20 stand kecil untuk memaparkan foto kegiatan dari lembaga-lembaga Kristen yang melakukan respons pada bencana di tiga rempat tersebut. Selain Pameran dan Bursa, juga digelar acara Talk Show: Refleksi, Kesaksian, dan Pengembangan Komitmen Pelayanan dengan pemandu Nico Siahaan. Satgas GKI, dengan mengandeng GKJ, mendapat kesempatan untuk menampilkan Badut Sulap dan lawak Punakawan sebagai pembuka acara. Lawak punakwan dibawakan oleh pdt. Krisapndaru (GKJ Pedan), Pdt. Sutomo (GKJ Gondangwinangun), Bowo dan Garu. Mereka menyelipkan kritik dan sentilan seputar pelayanan kebencanaan. Puncak dari acara tesebut adalah kesaksian yang diberikan oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Bp. Surono atau lebih akrab sering dipanggil "Mbah Rono."
Untuk mengisi stan pameran, Satgas GKI langsung mendatangkan sepeda motor yang terbakar akibat awan panas, menghamparkan pasir vulkanik dan memboyong kayu-katu yang terbakar. Selain itu, juga menampilkan foto-foto keguatan selama tanggap darurat. Pameran dibuka mulai pukul 13, dengan dihadiri lebih dari 500 orang dari berbagai lembaga pelayanan. Acara diakhiri pada sekitar 10 malam dengan tarian yang dilakukan oleh pemuda dari Papua yang kemudian mengajak seluruh panitia, relawan dan pengunjung yang tersisa untuk menari bersama-sama. Akhir acara yang indah, menggambarkan ucapan syukur karena telah menyelesaikan masa tanggap darurat.