Senin, 03 Oktober 2011

Agama di Tengah Bencana



Salah satu pertanyaan eksistensial manusia yang mengalami bencana adalah apa relevansi agama di tengah bencana?
Jawabannya sederhana. Dibutuhkan agama yang membebaskan mereka dari penderitaan. Dibutuhkan agama yang fungsional, yang memancarkan kebesaran kasih Allah melalui praksis pembebasan dan cinta pada kemanusiaan. Sayang, justru di situ kelemahannya.
Agama sering gagal menghadirkan diri sebagai kekuatan transformatif. Alih-alih menolong dan membebaskan korban, agama sibuk dengan upaya spekulatif menjelaskan sebab musabab terjadinya bencana. Agama menjadi impoten.
Kegenitan agama dalam menjelaskan masalah bencana disebabkan dua aspek. Pertama, agama cenderung menganggap diri tahu segalanya. Semua yang terjadi di dunia seolah sudah ada jawabannya pada agama. Agama seperti ahli nujum.
Kedua, muncul dari upaya keras agama dalam mempertahankan doktrinnya tentang kemahakuasaan Tuhan. Bencana, tragedi, maupun penderitaan dijelaskan tanpa mengorbankan kemahakuasaan Tuhan.

Sabtu, 24 September 2011

Manajemen Dapur Umum, Logistik dan Keuangan


Oleh: Purnawan Kristanto
(Koordinator Satgas Tanggap Bencana DKP)

BENCANA alam adalah aktivitas alam yang luarbiasa yang menimbulkan kerugian bagi umat manusia. Respons terhadap akibat dari bencana itu harus dilakukan untuk meringankan penderitaan penyintas dan mengurangi jumlah korban. Secara umum, bantuan terbesar diberikan kepada manusia yang terdampak dari bencana tersebut, walaupun tidak menutup kemungkinan ada juga pihak yang memberi perhatian pada penyelamatan hewan, alam atau benda tertentu (misalnya cagar budaya).
Jenis dan Intensitas bantuan kepada penyintas juga bermacam-macam. Ada pihak yang merasa cukup dengan mentransfer uang, ada pihak yang perlu membuka pos penyaluran bantuan dan ada pula yang terjun langsung di daerah bencana. Tulisan berikut lebih banyak merupakan berbagi pengalaman saat mengelola pos kemanusiaan, dapur umum dan tempat pengungsian.

A.  Pos Komunikasi (Posko) Kemanusiaan
Sesaat setelah terjadi bencana, pos-pos bantuan ini dibentuk sebagai tempat untuk mengatur informasi, komunikasi dan kerjasama antara masyarakat dan pihak luar. Jumlah pos-pos ini tergantung dari besarnya cakupan bencana.
Setiap Pos sebaiknya diberi nama yang jelas, disertai dengan jenis pelayanannya sehingga warga bisa dengan mudah menemukan tempat untuk mendapatkan bantuan. Semua pos-pos bantuan kemanusiaan sebaiknya berada di lokasi yang aman.
Pihak yang pertama kali masuk ke pos bantuan kemanusiaan adalah seksi komunikasi dan ketua posko. Seksi komunikasi memanggil regu-regu untuk bertugas.
Seksi Komunikasi bertugas untuk mengingatkan tentang tugas masing-masing regu pada saat bencana terjadi. Setelah itu membagikan formulir pada masing-masing regu. Jika memerlukan lebih dari satu lembar untuk masing-masing formulir, Seksi Komunikasi perlu memperbanyak secepatnya.

No
Formulir
Diberikan kepada
1
Daftar Komunikasi Harian
Semua orang atau regu yang berhubungan luar
2
Buku Tamu
Regu Administrasi dan Dokumentasi
3
Laporan Kondisi Sarana
Regu Survey
4
Permohonan Pencarian
Regu Administrasi dan Dokumentasi
5
Daftar Orang Hilang
Regu Administrasi dan Dokumentasi
6
Daftar Kelompok Kondisi Korban
Regu Administrasi dan Dokumentasi
7
Laporan Jumlah Korban
Regu Administrasi dan Dokumentasi
8
Daftar Penentuan Kebutuhan Darurat
Regu Logistik

Fungsi Pos Bantuan Kemanusiaan adalah:
a.    Mengatur komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar Seksi dan Regu
b.    Memberi keterangan kepada orang yang datang dan mengatur hubungan keluar
c.    Penyimpanan dan penyebaran data
d.   Tempat papan pengumuman - tentang keterangan umum yang bisa dilihat oleh masyarakat
e.    Tempat melaporkan orang yang belum ditemukan
f.     Tempat mengolah laporan kondisi korban

Sesuai dengan namanya, “pos komunikasi” maka aktivitas yang terjadi kebanyakan adalah berkomunikasi. Para relawan mengumpulkan data-data di lapangan. Melaporkan ke posko untuk kemudian disebarkan kepada para pihak yang terkait.  Mereka tidak terjun langsung mengelola pengungsi. Jika ada bantuan yang datang, maka mereka langsung mendistribusikannya pada penyintas.
Aktivitas lain dalam Posko ini adalah:
1.    Membuat Laporan Kondisi Sarana
Laporan ini dibuat oleh tim Survey untuk mengetahui keadaan dampak bencana sehingga bisa mengambil keputusan cara yang paling tepat untuk menyalurkan bantuan. Isian dari formulir ini juga akan berguna untuk membuat perkiraan kebutuhan dan pembuatan peta dalam tahap pemulihan.

2.    Menerima Laporan Orang hilang
Dalam proses ini, Regu Administrasi dan Dokumentasi harus membantu pelapor dalam mengisi Permohonan Pencarian. Formulir berikut ini bisa digunakan untuk mencatat rincian ciri-ciri orang yang belum ditemukan untuk memudahkan pengenalan korban yang dicari. Formulir ini juga bisa digunakan untuk mendata korban sesuai dengan kondisi mereka.
Setiap kotak harus diisi selengkap mungkin. Semakin banyak keterangan yang diberikan, semakin mudah untuk mengenali korban. Periksa ulang formulir dengan teliti sebelum pelapor pergi.  Hasil dari  formulir Permohonan Pencarian ini digabungkan dalam Daftar Orang Hilang untuk ditempelkan pada papan pengumuman di Posko dan diserahkan pada  Regu Penyelamatan.

3.    Membuat Laporan Jumlah Korban
Laporan ini digunakan untuk keperluan suplai data kepada media massa dan juga untuk mengajukan permohonan kepada sumber bantuan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan.

B.   Dapur Umum
Keterlibatan yang lebih intensif daripada posko kemanusiaan adalah dengan mendirikan dapur umum yang menyediakan makanan siap santap buat penyintas dan relawan. Dalam hal ini, keberadaan posko kemanusiaan tetap diperlukan karena berfungsi sebagai pihak yang mengkoordinasi dan memberi komando pada dapur umum.
Untuk menjaga kesehatan maka masyarakat penyintas dan relawan membtuhkan persediaan makanan yang bergizi. Tekanan yang timbul dari bencana sangat mempengaruhi kondisi tubuh seseorang. Untuk itu masyarakat memerlukan makanan yang bergizi untuk memulihkan kondisi tubuh dan mental agar bisa meneruskan tugas-tugas tahap pemulihan ini.
Perhatian khusus harus diberikan kepada masyarakat yang rentan seperti bayi, anak, perempuan hamil, ibu yang menyusui, orang lanjut usia dan penyandang cacat.
Berapa sebenarnya standar asupan kalori per hari? Standar umum kalori yang dibutuhkan seseorang ternyata berbeda-beda. Faktor-faktor seperti jenis kelamin, umur, berat badan, kegiatan fisik, keadaan fisiologis (misalnya ibu hamil), dan lain-lain.
Tetapi secara umum, laki-laki membutuhkan 2.500 kalori per hari, sementara perempuan butuh sekitar 2.200 kalori per hari. Yang pasti, patokannya adalah gizi seimbang. Gizi seimbang meliputi keanekaragaman makanan, antara makanan sumber zat tenaga (karbohidrat), yaitu makanan pokok, sumber zat pembangun (protein) melalui lauk pauk, dan sumber zat pengatur melalui sayuran dan buah. Protein bisa hewani seperti daging, ikan, atau telur, maupun protein nabati, seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan.
Kebutuhan karbohidrat di Indonesia, kebanyakan dipenuhi dengan konsumsi beras yaitu sekitar 1 s/d 1,5 ons beras per hari. Konsumsi lauk pauk, baik laki-laki maupun perempuan hampir sama, sehari sekitar 2 potong. Satu potong atau satu porsinya sekitar 50 gram.
Catatan:
Kebanyakan dapur umum menyajikan makanan dalam bentuk nasi bungkus. Isinya berupa nasi, daging/telur/tempe/tahu. Pengalaman di lapangan, pengungsi yang terus-menerus mengkonsumsi nasi bungkus akan mengalami sembelit (susah BAB) karena kekurangan serat.

C.   Tempat Pengungsian
Keterlibatan paling intensif bagi gereja adalah dengan membuka tempat pengungsian.  Pada level ini, pengelolaan bantuan kemanusiaan menjadi lebih kompleks karena bukan sekadar memberikan bantuan barang dan makanan, tapi gereja juga harus mempertimbangkan aspek sanitasi, kesehatan, kebutuhan spiritual dan perlindungan keamanan.

1.    Mempersiapkan lokasi pengungsian
Lokasi pengungsian sebaiknya ditentukan masyarakat karena mereka tahu wilayah yang aman. Kemudian kirim Regu Perintis dan Regu Pengungsian untuk mempersiapkan lokasi pengungsian.
Tentukan jalur yang terbaik menuju ke lokasi pengungsian. Periksa jalurnya dan bersihkan dari segala macam hambatan. Di samping mengawasi jalannya pengungsian, regu-regu ini juga perlu membuat bangunan sederhana untuk digunakan sebagai posko bantuan kemanusiaan.



2.    Kebutuhan kendaraan
Perhitungkan kebutuhan kendaraan dan manfaatkan kendaraan yang dimiliki warga setempat. Apabila tidak mencukupi mohon bantuan dari warga sekitar. Truk besar bisa digunakan untuk mengangkut barang-barang. Pastikan lokasi pengungsian dan jalur menuju ke sana telah siap, dan kendaraan berisi cukup bahan bakar untuk perjalanan.
Prioritas pengangkutan:
a.      Korban luka-luka
b.      Warga yang rentan - bayi, anak-anak, perempuan hamil, perempuan menyusui, orang lanjut
c.      usia, penyandang cacat, orang sakit
d.     Seluruh sisa warga
Anjurkan penduduk untuk membawa peralatan yang mampu dibawa. Bawa barang yang berguna untuk keadaan darurat (terpal, tali, dsb). Apabila memungkinkan, masyarakat bisa membawa persediaan makanan yang sudah dimiliki di rumah masing-masing.
Segala kebutuhan dasar yang mungkin dibutuhkan perlu dibawa untuk memudahkan usaha memenuhi kebutuhan awal di tempat pengungsian.
Di samping makanan, masyarakat juga bisa membawa persediaan obat-obatan yang sudah ada di rumah. Dengan membawa barang-barang ini, masyarakat telah melakukan tindakan awal pembangunan masyarakat mandiri. Kumpulkan semua persediaan obat-obatan dari masyarakat.

3.    Mengamankan Keadaan
Tempatkan beberapa orang dari Regu Keamanan di sepanjang jalan untuk mengatur keluar masuknya orang dan bantuan ke lokasi pengungsian. Orang yang tidak berkepentingan sebaiknya dilarang masuk.
Pasang tanda petunjuk jalan dari jalan raya sampai dengan tempat pengungsian untuk kemudahan jalur bantuan. Jika memungkinkan perbaiki kerusakan jalan untuk memperlancar lalu lintas kendaraan.
Tindak kejahatan di lokasi bencana perlu ditangani sesuai aturan yang ada.
Karena lokasi ini masih dianggap berbahaya, untuk mengetahui orang-orang yang hadir di lokasi bencana dan kepentingannya, Regu Keamanan bisa menggunakan Formulir Buku Tamu

4.    Membuka Pos Kesehatan
Jika memiliki sumberdaya, maka gereja bisa membuka pelayanan pemeriksaan kesehatan bagi para pentintas. Pos ini sebaiknya berada di tempat yang teduh dan dekat dapur umum.
Di sinilah semua kegiatan perawatan medis dan kejiwaan dilakukan. Masyarakat yang membutuhkan obat-obatan, perawatan, konseling bisa datang ke pos ini untuk mendapatkan bantuan.


5.  Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih dan Sanitasi
Air sangat mendasar bagi hidup, kesehatan dan martabat manusia. Dalam situasi ekstrem, mungkin air tidak tersedia secara mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar. Dalam situasi ini, sangat penting untuk memastikan pasokan air minum dalam jumlah yang mencukupi untuk menjamin kelangsungan hidup. Dalam kebanyakan kasus, masalah-masalah eksehatan yang paling utama disebabkan oleh kebersihan yang buruk dikarenakan kurangnya air dan juga karena penggunaan air yang tercemar.
a.      Air Bersih
·        Kebutuhan manusia untuk air minum, memasak dan kebersihan pribadi adalah 15 liter per orang per hari.
·        Jarak terjauh untuk sumber air bersih adalah 500 meter.
·        Antrean di sumber air tidak lebih dari 15 menit.
·        Untuk mengisi air sebanyak 20 liter di sumber air tidak melebihi 3 menit.

b.      Piranti Penggunaan Air Bersih
·        Tiap rumah tangga punya dua tempat penyimpan air bersih berukuran 10-20 liter.
·        Punya wadah untuk mengambil air bersih berleher sempit atau tertutup.
·        Tersedia 250 gram sabun per orang per bulan.
·         200 gram sabun cuci per orang per bulan
·         Ibu-ibu dan remaja putri harus memiliki pembalut wanita
·         Untuk bayi hingga usia 2 tahun, 12 popok yang dapat dicuci
·        Jika ada pemandian umum maka ada penyekat antara laki-laki dan perempuan secara proporsional dan berkeadilan.
·        Jika ada pencucian umum, setidaknya tersedia temppat cuci untul 100 orang yang tersedia tempat pencucian pribadi untuk para perempuan.
·        Partisipasi kelompok rentan didorong dalam penentuan lokasi dan pembangunan sarana MCK.

c.       Jamban
·        Maksimal 20 orang untuk satu jamban
·        Untuk jamban umum, ada pemisahan antara jamban laki-laki dan perempuan
·        Jarak jamban maksimal 50 meter dari tempat tinggal
·        Jamban umum: Ada tanggungjawab bersama untuk perawatan dan pembersihan
·        Pembangunan jamban memperhatikan:
o   kebutuhan kelompok rentan (anak-anak, wanita hamill. Lansia, difabel, dll).
o   Keamanan bagi pengguna terutama perempuan dan anak-anak.
o   Memberikan privasi

d.      Kebutuhan kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah
Kebersihan lingkungan sangat terkait dengan masalah kesehatan. Agar warga masyarakat tetap sehat selama masa pemulihan, warga harus memperhatikan faktor-faktor kebersihan dan pengaturan pembuangan limbah. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kualitas air, khususnya apabila sumbersumber air telah tercemar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjamin kebersihan lingkungan:
·        Tempat mandi
·        Jamban
·        Tempat cuci yang bersih dan
·        Saluran limbah/selokan yang baik
·        Pemebuangan sampah

e.       Pengelolaan Sampah
Bakarlah sampah-sampah yang dapat dibakar (pembakaran hanya dilakukan pada saat situasi tanggap darurat). Sampah-sampah yang tidak dapat dibakar sebaiknya ditanam di lubang khusus yang sudah digali sebelumnya, minimal 20 meter dari tempat hunian dan tempat pengambilan air bersih. Sedapat mungkin warga diajak untuk memisahkan ‘sampah makanan’ dan ‘sampah nonmakanan’ supaya sampah makanan bisa dijadikan kompos.

6.    Kebutuhan rumah tangga
Kebutuhan rumah tangga adalah kebutuhan setiap keluarga atau perorangan sehari-hari yang meliputi kebutuhan mutlak seperti pakaian, peralatan dan perlengkapan rumah tangga. Secara terinci, kebutuhan-kebutuhan rumah tangga adalah:
·        Pakaian dan tempat tidur –
·        Selimut - termasuk selimut khusus untuk bayi
·        Tempat tidur atau alas tidur
·        Pakaian yang sesuai dengan adat setempat
·        Alat dapur, lampu, peralatan rumah tangga lainnya
Jika makanan dimasak oleh masing-masing keluarga, maka setiap keluarga perlu memiliki:
·        Kompor atau tempat perapian untuk memasak
·        Bahan bakar
·        Panci masak besar dengan tutup
·        Baskom
·        Pisau
·        Sendok kayu
·        Tempat penampungan air lengkap dengan penutup
·        Lentera, senter atau lilin
·        Korek api
·        Piring
·        Sendok
·        Gelas

7.    Gudang penyimpanan persediaan
Bahan-bahan persediaan dan bantuan yang diterima perlu disimpan di dalam ruangan yang memadai untuk menjaga ketahanannya. Untuk ini perlu dibangun sebuah tempat sementara atau dicari ruangan dari bangunan yang sudah ada. Tempat penyimpanan ini harus bersih, kering dan bisa dikunci.


D.   Pembukuan
Pembukuan adalah catatan mengenai semua transaksi pemasukan dan pengeluaran barang dan uang. Pembukuan ini perlu dilakukan secara terperinci supaya bisa mengetahui dengan jelas jumlah persediaan dan kekurangan kebutuhan untuk mengambil keputusan tindakan selanjutnya. Semua transaksi uang dan barang harus dicatat secara lengkap, tepat dan bisa diperlihatkan kapan saja kepada masyarakat supaya:
a.      Menumbuhkan keyakinan pada masyarakat bahwa dana yang ada telah disalurkan secara tepat dan adil
b.      Memiliki catatan penerimaan dan pengeluaran yang jelas untuk bisa dipertanggung-jawabkan kepada pihak pemberi bantuan dan masyarakat
c.       Ada catatan yang jelas tentang bantuan yang telah disalurkan; kepada siapa disalurkan dan berapa jumlahnya
Pengetahuan ini akan membantu posko untuk menentukan bantuan yang masih diperlukan. Pilihlah satu atau dua orang dari Regu Administrasi dan Dokumentasi yang bertanggungjawab atas pembukuan ini. Sebaiknya orang ini sudah berpengalaman dalam melakukan pembukuan/akuntansi.
Untuk menjaga keterbukaan, setiap salinan laporan kegiatan bisa ditempel di papan pengumuman supaya bisa dilihat dan dinilai oleh warga.

Mendata bantuan yang diterima
Seluruh bantuan yang diterima sebaiknya diproses melalui Regu Administrasi dan Dokumentasi yang kemudian mencatat transaksi penerimaannya. Untuk itu, Regu Administrasi dan Dokumentasi bisa menggunakan formulir-formulir berikut ini:
· Setiap kwitansi penerimaan dan pengeluaran uang harus dimasukkan kedalam Jurnal Rangkuman
· Transaksi Keuangan. Jurnal keuangan ini berfungsi untuk mengetahui berapa besar uang yang telah diterima dan dikeluarkan; keterangan penggunaan pengeluaran uang itu; dan untuk mengetahui saldo uang yang masih tersedia. Jika Posko membutuhkan, jumlahkan kolom pemasukan dan pengeluaran untuk mendapatkan laporan keuangan. Formulir ini bisa difotokopi atau disalin ke dalam buku oleh Regu Administrasi dan Dokumentasi.
· Setiap bukti penerimaan dan pengeluaran barang harus dimasukkan kedalam Jurnal Rangkuman Transaksi Barang. Jurnal Barang ini berfungsi untuk mengetahui jumlah setiap jenis barang yang telah diterima dan dikeluarkan; penggunaan barang itu; serta saldo barang yang masih tersedia. Jika KMPB membutuhkan, jumlahkan kolom pemasukan dan pengeluaran untuk mendapatkan laporan inventaris. Jurnal Rangkuman Transaksi Barang ini bisa difotokopi atau disalin ke dalam buku oleh Regu Administrasi dan Dokumentasi.

E.  Bekerjasama dengan media massa
Melalui media massa, berita tentang bencana yang terjadi bisa disebar-luaskan ke seluruh pelosok tanah air. Karena pada bencana cakupan besar akan ada banyak pertanyaan dari khalayak umum dan media massa maka posko kemanusiaan  perlu menyiapkan diri untuk itu.
Di sinilah diperlukan peran Regu Informasi dan Hubungan Luar untuk mewakili masyarakat dalam menyampaikan berita yang tepat. Regu Informasi dan Hubungan Luar bekerjasama dengan Regu Administrasi dan Dokumentasi membentuk pusat informasi bencana yang mudah dijangkau oleh masyarakat, pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya. Hal ini sangat penting untuk mempermudah penyebaran informasi kebutuhan dan kondisi terakhir yang terjadi di daerah bencana.
Saat ini adalah kesempatan terbaik untuk menjelaskan kebutuhan masyarakat yang tertimpa bencana melalui media massa untuk meminta bantuan dari orang-orang yang terketuk hatinya. Media massa juga bisa menjadi perantara bagi masyarakat dan khalayak umum untuk melaporkan masalah yang terjadi agar proses pemulihan berjalan lancar, terbuka dan bertanggungjawab.
Cara menghubungi media
Setiap saat, Regu Informasi dan Hubungan Luar perlu menghubungi organisasi media massa untuk memberi berita terbaru dan perkembangan situasi di lapangan agar kebutuhan-kebutuhan masyarakat bisa disampaikan kepada umum secepat mungkin dengan alat komunikasi yang tersedia di masyarakat. Regu Informasi dan Hubungan Luar perlu mencatat semua pihak media yang menghubungi atau dihubungi. Untuk itu sejak awal satgas hendaknya punya Daftar Kontak Media agar mudah berhubungan sewaktu ada perkembangan.
Pernyataan Pers
Maksud dan tujuan dari pernyataan pers adalah untuk menyampaikan situasi dan kebutuhan masyarakat, serta menjelaskan keadaan terkini kepada khalayak umum melalui media massa. Pernyataan pers ini meliputi hal-hal yang biasanya ditanyakan oleh media massa. Informasi yang disampaikan ke media massa harus memiliki unsur 5 W+ 1 H (What, When, Where, Who, Why, How).
What (Bencana apa yang terjadi)
When (Kapan bencana terjadi)
Where (Dimana kejadiannya)
Who (Siapa saja yang menjadi korban)
Why (Mengapa bencana itu bisa terjadi)
How (Bagaimana peristiwa itu terjadi).
Tuliskan informasi yang dibutuhkan dengan jelas, singkat dan tepat. Pernyataan Pers ini bisa dikirim keseluruh media massa. Formulir itu juga akan membantu kita untuk menyebarkan informasi ke media jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, g plus, dll. Pengalaman membuktikan bahwa penyebaran lewat Facebook cukup bermanfaat untuk mendatangkan bantuan. Ada yang memberikan sumbangan secara pribadi, melalui lembaga atau bergabung sebagai relawan.


HP: 08122731237

Kamis, 18 Agustus 2011

Materi TOT bagi Pelajar tentang Bahaya HIV/AIDS dan Napza

Berikut ini materi yang pernah disampaikan pada Training of Trainer tentang Bahaya HIV/AIDS dan Napza di GKI Gejayan, 2 Agustus 2011Materi Jogja

Klik di bawah ini untuk mengunduh file:

Selasa, 09 Agustus 2011

PROSEDUR PENANGANAN ANCAMAN BOM


Dinamika ancaman kriminalitas terus mengalami peningkatan, baik dalam aspek kualitas maupun kuantitas, dan yang sangat dirasakan dampaknya adalah apabila kejadian tersebut menimbulkan korban jiwa dan kerugian materiil yang besar. Salah satu kejadian menonjol yang memerlukan penanganan lintas sektoral adalah kasus teror bom, maka semua fungsi Kepolisian dan instansi terkait baik bersifat represif, preventif maupun pre-emtif terlibat dalam penanganannya.
Prosedur Penanganan kasus teror bom memerlukan komunitas kerja yang terintegrasi dan terpimpin dengan prosedur yang telah ditetapkan, kumunitas yang terlibat dalam penanganan kasus seperti ini antara lain :
1) Operator telepon
2) Karyawan secara Umum
3) Petugas Security


1. Pengertian
Bahan Peledak.
Adalah suatu bahan atau zat berbentuk padat, cair, gas atau campurannya yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian besar atau keseluruhannya berbentuk gas dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi ( Keppres Nomor 125 Tahun 1999, Pasal 1, ayat (1) ).

Bom.
Adalah seperangkat alat berisi bahan peledak dan dilengkapi dengan sistem penyalaan yang dikemas dalam suatu wadah tertentu (baik jenis bom buatan pabrik maupun bom rakitan) yang secara umum memiliki 4 komponen utama yaitu Sumber daya (Power) , Pencetus (Initiator), Bahan Peledak (Explosive) dan Saklar (Switch) .

Ancaman Bom.
Adalah suatu berita yang disampaikan melalui surat atau Telepon, Alat komunikasi lainnya oleh seseorang atau kelompok/organisasi yang tidak jelas identitasnya tentang keberadaan sebuah atau lebih bom yang setiap saat dapat meledak.

Temuan Bom.
Adalah suatu benda yang ditemukan dengan atau tanpa alat deteksi khusus dan memiliki ciri dan tanda tertentu, sehingga patut diduga sebagai bom.

Ledakan Bom.
Adalah peristiwa pelepasan energi secara tiba-tiba dari sebuah bom
2. Kategori teror bom


1) Kategori “A” :
Adalah teror bom yang menimbulkan bahaya langsung bagi keselamatan jiwa, sarana dan prasarana yang juga dapat menimbulkan dampak sangat berbahaya bagi masyarakat luas. Penjinakkan bom bagi kategori “A” ini diberi prioritas tinggi, penjinakkan langsung pada sasaran dengan memperhatikan resiko tinggi yang mungkin timbul bagi personil penjinak bom dan sasaran.

2) Kategori “B” :
Adalah teror bom yang tidak langsung menimbulkan bahaya bagi keselamatan
jiwa, melainkan ditujukan kepada material atau obyek vital. Untuk teror bom
kategori “B” dan seterusnya , tindakan penjinakkan bom dilakukan setelah terlebih
dahulu memberikan waktu endap, guna memperkecil resiko bagi personil jibom
khususnya terhadap kemungkinan bom waktu.
3) Kategori “C” :
Adalah teror bom yang kemungkinan bahaya yang ditimbulkan sangat kecil, baik karena kondisi bahan peledaknya sangat kecil, tidak sempurna atau karena lokasinya jauh dari obyek vital dan lingkungan pemukiman masyarakat.

3. Bentuk Ancaman Bom
1) Ancaman via telepon / surat
2) Temuan Benda Mencurigakan
3) Ledakan

A. Tindakan bila menerima ancaman melalui telepon
- Jangan panik
- Perpanjang pembicaraan guna mendapatkan informasi yang jelas
- Minta supaya penelpon mengulangi pesan
- Hidupkan alat perekam suara
- Mencatat informasi dan data penelepon dalam lembar formulir ancaman bom
 - Perhatikan latar belakang suara dari penelepon
- Laporkan kepada security
- Jangan menyebarkan informasi ancaman bom kepada orang lain
- Kembali melaksanakan aktifitas dengan wajar
- Laksanakan evakuasi ( atas instruksi security )

B. Tindakan bila menerima ancaman melalui surat
- Hati – hati bila ternyata bom surat
- Tanyakan identitas pelapor
- Jangan merusak surat dan menambah sidik jari laten

C. Tindakan bila menemukan benda yang di curigai
- Jangan panik
- Jangan menyentuh barang yang dicurigai
- Jauhi tempat diketemukannya benda yang di curigai
- Jangan rubah penerangan
- Buka semua pintu
- Tandai rute waktu meninggalkan lokasi temuan
- Informasikan kepada petugas tentang:
a. Apa itu ?
b. Dimana letak?
c. Kapan ditemukan?
d. Apakah sudah ada yang memindahkan?


D. Tindakan bila telah terjadi ledakan
- Jangan panik
- Hati – hati bomb ke dua
- Ikuti arahan/ petunjuk petugas melalui system komunikasi yang ada
- Ikuti petunjuk / arahan petugas security dalam rangka evakuasi menuju daerah
yang telah ditentukan
- Cek individu / personil
- Bantu pendataan di daerah evakuasi
- Standby menunggu perkembangan

E. Dampak Ancaman Bom
- Kejahatan
- Panik
- Hilangnya kepercayaan public
- Hilang waktu produksi
- Kecelakaan waktu evakuasi
- Gangguan Psykologi


F. Prosedur Evakuasi
- Tetap tenang, hentikan aktivitas dan perhatikan instruksi para pemandu evakuasi.
- Periksa ruangan anda sebelum keluar.
- Matikan barang/ peralatan elektronik yang anda pakai.
- Bawa serta barang berharga milik anda (tas, dokumen, uang, dll).
- Buka jendela dan pintu lebar-lebar.
- Biarkan lampu ruangan tetap menyala.
- Tinggalkan ruangan melalui route darurat/ evakuasi yang ditentukan.
- Tidak boleh berlari, tetap berjalan dan dahulukan orang yg cacat/ hamil dll.
- Jangan menggunakan lift / elevator, gunakan tangga biasa.
- Berkumpul di assembly area/ titik berkumpul.
- Laporkan kepada petugas keamanan apabila anda melihat benda yang
mencurigakan selama pemeriksaaan diruangan.
- Jangan kembali keruangan sebelum ada perintah atau pernyataan aman.
Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi , pada sisi lain mempengaruhi berkembangnya Trend ancaman / serangan teroris berupa Teror Bom. Oleh karena itu diperlukan kewaspadaan dan pengawasan yang baik , terkoordinasi dan terpadu dengan meningkatkan Kehandalan Sistem Keamanan Perusahaan , staf dan personil security yang terlatih sehingga dapat mengantisipasi / mengatasi ancaman /tantangan di masa datang .

Contoh Formulir:

Sumber:
YEU Training Center
Jl. Kaliurang Km 12, Dsn Candi 3 no 34, Rt 3/Rw 6
Sardonoharjo, Ngaglik Sleman 55581
Telp/Fax : +62 274 882477
E-mail : yeutrainingcenter@yahoo.co.id
Website: www.yeu.or.id

GKI SW Jateng GKI KlatenBlog WawanNulis Yuk