Posted by Purnawan Kristanto on/at 18.44
Foto-foto oleh Purnawan Kristanto
Kami merencanakan akan menanami wilayah ini pada hari Sabtu, 22 Januari 2010. Warga setempat bersedia terlibat dalam aksi ini. Selain itu kami akan menggandeng kembali pasukan Banser NU, pemuda GKI, pemuda GKJ dan FKUB (Forum Komunikasi Umat Beragama). Jika Anda berminat bergabung, silakan hubungi saya (0812-273-1237 atau email purnawank@gmail.com).
Bonus yang didapatkan oleh relawan Merapi adalah kesempatan melihat pemandangan Merapi yang menakjuban. Tidak setiap hari Merapi menampakkan figurnya secara kasat mata. Dia lebih banyak menyelimuti dirinya dengan kabut atau mendung yang tebal. Hari ini, Senin 17 Januari, kami mendapat kesempatan menikmati keindahan lekuk-lekuk Merapi sepuas-puasnya.
Pukul setengah delapan pagi kami sudah meluncur dengan dua mobil ke arah Kemalang. Agenda kami adalah men-survei kondisi alam sekitar tempat wisata Deles Indah paska erupsi. Kami memiliki rencana untuk menanami lagi wilayah tersebut. Setelah sarapan pagi di Karangnongko, tempat mangkal sopir truk pasir, kami menemui mas Sukarno lebih dulu. Dia adalah anggota Banser NU di kecamatan Kemalang yang akan memandu kami dengan sepeda motor Beat-nya. Dengan lincah, mas Karno meliuk-liuk menghindari lobang di jalan mengarah ke Deles. Wilayah yang masuk di bawah radius 10 km dari puncak Merapi ini sudah dihuni kembali. Warga sudah beraktivitas normal. Kegiatan belajar-mengajar sudah berjalan seperti biasanya. Truk-truk pengangkut pasir juga mulai menjejali jalan, terseok-seok kelebihan muatan menapak turun.
Namun saat masuk tempat wisata Deles Indah, suasananya masih sepi. Portal besi masih melintang di jalan, yang artinya pengunjung umum belum bisa masuk. Penginapan dan villa belum beroperasi. Di pinggir sungai Kali Woro di Deles ini kami pernah memberi makan monyet-monyet liar yang kelaparan. Kawanan ini berhasil lolos dari sergapan awan panas. Selepas hutan wisata, kami mendaki menuju wilayah hutan perhutani yang sudah menjadi padang terbuka. Hampir tidak ada lagi pohon keras yang tetap utuh.
Jalan untuk menuju lokasi sudah diaspal tipis, tetapi kecil dan curam sehingga kami pesimis apakah truk pengangkut bibit punya nyali sampai di lokasi atau tidak.
Perjalanan kami terhenti karena ada batang pohon besar rebah menghalangi jalan. Padahal masih ada desa di seberang bukit yang harus kami survei. Setelah mengambil gambar seperlunya, kami memutuskan untuk mengambil rute alternatif, meskipun lebih jauh. Dengan dipandu mas Karno, kami menuju desa Tegalmulyo. Desa ini adalah base camp terakhir untuk jalur pendakian menuju Merapi.
Base camp pendakian
Jika biasanya kami hanya melihat figur Merapi seperti tumpeng, kali ini kami bisa melihat detil puncak Merapi. Urat-urat Merapi menonjol dengan perkasa. Batu-batu besar menghias sepanjang jalur lahar dingin menuju kali Gendol dan kali Woro. Bibir Merapi terlihat "cuwil" besar. Bahkan kami bisa melihat pergerakan kepulan asap. Benar-benar sebuah pengalaman yang menakjubkan.
Pohon besar mati
Kami merencanakan akan menanami wilayah ini pada hari Sabtu, 22 Januari 2010. Warga setempat bersedia terlibat dalam aksi ini. Selain itu kami akan menggandeng kembali pasukan Banser NU, pemuda GKI, pemuda GKJ dan FKUB (Forum Komunikasi Umat Beragama). Jika Anda berminat bergabung, silakan hubungi saya (0812-273-1237 atau email purnawank@gmail.com).
Video klip puncak Merapi
Rambu
Angin kencang masih melanda wilayah ini. Lihat daun pisang yang tercabik-cabik oleh angin.
Pethakilan